Subscribe Us

Bupati Pemalang, Buka Baksos TAGANA Se-Jawa Tengah Di Kaliprau



Beritaharianpemalang.com - Minggu, 28 Juli 2019 Bupati Pemalang Dr. H. Junaedi SH, MM membuka Bakti Sosial Taruna Tanggap Bencana (Tagana) yang ditempatkan di Pantai Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Kegiatan tersebut sebelumnya sudah diawali dengan dilaksanakan forum koordinasi oleh anggota Tagana dengan kegiatan Go To School, yang diikuti oleh anggota Tagana se eks Karesidenan Pekalongan dan utusan anggota Tagana dari masing - masing Kabupaten Se - Jawa Tengah yang jumlah pesertanya tidak kurang dari 300 orang.




Tampak hadir dalam upacara tersebut,
Yusadar armunanto SH,,MH (PLT Kadinnas Sosial Prov Jawa Tengah), Rudi Agus S,Sos,MH (Kasi PSKBA Prov.Jateng), Para OPD Pemerintah Kabupaten Pemalang , Supadi (Kabid Sosial KBPP Kabupaten Pemalang ), AKP Harsono SH (Kapolsek Ulujami), Kapten Inf Suprapto (Danramil 05/ Ulujami), Wihardi SH, M.Si( Sekcam Ulujami), para Kades se Kecamatan Ulujami, oara Mahasiswa KKN Undip dan Karangtaruna.

Bupati Pemalang Dr. H. Junaedi SH, MH dalam sambutannya menyampaikan, kita harus bersyukur karena masih diberi kesehatan, keselamatan dan kesempatan untuk bertemu dalam keadaan sehat wal alfiat sehingga bisa mengikuti pembukaan kegiatan bhakti sosial yang diadakan oleh Taruna Tanggap Bencana ( Tagana )

Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menegaskan, keberadaan TAGANA sekarang ini bukan saja dikenal dilingkungan institusi sosial pusat maupun daerah, namun sudah familer di kalangan pegiat penanggulangan bencana maupun masyarakat yang terkena bencana bahkan media massa lokal,bnasional sering mengupas tentang TAGANA. Hal tersebut dikarenakan eksistensi TAGANA yang semakin mantap, dan terdepan oleh karena itu maka perlu dipertahankan serta dikembangkan terus, jangan sampai kita pada titik antiklimaks terbius dengan eforia yang ada, lupa bahwa kita harus terus berkembang sesuai dengan kemajuan jaman. Semakin profesionalisme bagi pegiatnya karena bencana selalu berkaitan dengan kompleksitas masalah yang menuntut penanganan secara profesional. TAGANA sebagai salah satu pegiat penanggulangan bencana harus mampu mempersiapkan diri menjawab kondisi dimaksud.



Dalam sambutannya Bupati Pemalang juga berpesan kepada para anggota Tagana, untuk kemajuan TAGANA ke depan, yang pertama selain logistik dan shelter yang selama ini telah berjalan, antara lain agar peran TAGANA yang terlampau terkonsentrasi pada tanggap darurat sehingga terkesan kurang berperan dalam fase pra atau pasca bencana, kenyataan ini harus kita sadari untuk menjawab kondisi dimaksud selain sebagai upaya Tagana, sehingga kegiatan ini pengurangan resiko (risk reduction) bencana berbasis masyarakat juga dibuat untuk membuktikan bahwa para TAGANA juga ada dalam kegiatan pra-bencana dan selanjutnya tinggal kedepan kita pikirkan bersama program kegiatan yang dapat memfasilitasi TAGANA pada fase social recovery.

Kedua, perlindungan sosial berimplikasi kepada tugas kita bersama yang lebih luas bukan saja bantuan tetapi lebih mendasar dan bantuan kepada sustainable melalui perlindungan oleh karena itu menyikapi hal ini perlu membuat suatu strategi layanan melalui ,"Pendampingan Sosial" baik pada masa pra, saat, maupun pasca bencana karena melalui pendampingan diharapkan dapat memfasilitasi pendidikan kebencanaan kepada masyarakat. Pada pendampingan ini diharapkan TAGANA menjadi pilar utama pendamping sosial korban bencana, karena kalianlah yang paling dekat dengan masyarakat.

Ketiga, pemenuhan kebutuhan dasar bukan saja terkait dengan pemenuhan logistik korban bencana dalam bentuk barang semata tetapi terkait juga dengan masalah psikososial pemenuhan kebutuhan psikis mereka.

Keempat, bahkan sering juga terdiskriminasi, serta hilang hak-haknya oleh karena itu perlu advokasi sosial sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial menjadi salah satu layanan yang harus diberikan kepada korban. Di sini peran anggota TAGANA diperlukan sebagai penanggulangan bencana, penghubung antara korban bencana dengan sistem sumber pelayanan, serta membela hak-hak, dan mewakili korban bencana.

Kelima, korban bencana selalu mendapat perhatian khusus pada fase tanggap darurat dan social recovery, namun masih jarang pemberdayaan korban bencana dilakukan untuk lebih menjamin social function korban bencana.

"Dengan kelima point di atas semoga TAGANA kedepan dengan nuansa yang lebih luas tidak dapat mewarnai terbatas pada logistik dan shelter melainkan jauh lebih luas dan lebih kompleks dalam memberikan pelayanan kepada korban bencana", pungkas Bupati Pemalang Dr. H. Junaedi SH, MM.

Selesai upacara pembukaan dilanjutkan dengan bhakti sosial kerja Bhakti dan penanaman 2000 pohon cemara oleh anggota Tagana, Mahasiswa KKN dan Karang Taruna Desa Kaliprau. ( Joko Longkeyang)

Posting Komentar

0 Komentar