Subscribe Us

Ratusan Hektar Sawah Di Desa Klareyan Terancam Gagal Tanam



Gendut Wiharyo Kades Klareyan

Harianpemalang.com - Ingat syair lagu yang dibawakan Koes Plus ,"Tongkat Kayu Dan Batu Jadi Tanaman?," itulah gambaran negeri tanah air kita Indonesia.

Namun gambaran dari lagu koes plus tersebut sekarang hanya tinggal kenangan sebagai contoh adalah adalah di Desa Klareyan, Kecamatam Petarukan, Kabupatem Pemalang, Jawa Tengah ratusan petani mengeluh pasal padi yang mereka tanam terancam akan gagal tanam dan gagal panen dikarenakan kekeringan.
Para petani yang sedang membuat sumur bor


Karsadi (35) salah seorang petani ketika dijumpai di lahan sawahnya pada Rabu(26/7/2019) mengatakan, kesulitan air dilahan pertanian seperti ini sudah kami alami selama bertahun-tahun dan biasanya terjadi pada musim tanam kedua.

"Air irigasi tidak sampai di sini kalau musim kemarau, oleh karena itu kami para petani Desa Klareyan berharap ada turut campur dan perhatian dari pemerintah agar kami bisa menperoleh air untuk mengairi sawah yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau, kami sangat berharap sekali agar pemerintah dapat mengupayakan, apapun caranya yang penting kami bisa memperoleh air agar bisa menanam padi," ungkapnya penuh harap.
ratusan ha. sawah di Desa Klareyan terancam gagal tanam 


Terkait dengan kondisi petani di wilayahnya, Kepala Desa Klareyan Wiharnyo alias Gendut ketika disambangi di kantornya menjelaskan bahwa di Desa Klareyan ada 150 Ha lebih sawah khususnya di blok Jatiteken memang selalu kekeringan air ketika musim kemarau dan untuk mengatasinya desa sudah berupaya melakukan pengerukan saluran irigasi yang alirannya menuju ke persawahan kawasan blok Jatiteken. Namun upaya tersebut sia-sia karena debet air yang berasal dari bendungan pintu Sokowati pada musim kemarau memang berkurang, sehingga air yang mengalir tidak sampai di area blok Jatiteken.

"Kami sudah berupaya agar air bisa mengalir sampai di area blok Jatiteken dengan cara melakukan pengerukan saluran irigasi yang menuju ke area tersebut yang luas sawahnya lebih dari 150 Ha , tapi karena pada musim kemarau debet air berkurang, ya airnya tidak sampai di blok Jatiteken," jelasnya.

Tonton vidionya:
https://youtu.be/PEPccajk-3k

Lebih lanjut Gendut (red - panggilam akrab Kades Klareyan) menyampaikan, sa'at dirinya juga sedang berupaya membuat sumur bor dengan kedalam sekitar 60 meter yang nantinya akan disedot menggunakan pompa air yang dan akan dialirkan ke sawah milik petani di blok tersebut.

"Untuk mengatasi hal tersebut, kami sedang membuat sumur bor dengan kedalaman ,60 m dan nanti dari sumur tersebut akam kami sedot dengan menggunakan pompa air dan akan kami alirkan ke sawah - sawah di blok tersebut dan baham bakarnya aka kita ananggarkan dengan cara gotong royong," imbuh Gendut.

Diakhir wawancara Gendut juga berharap berharap agar pemerintah turut campu untuk bisa mengatasi petani di Desa Klareyan apalagi di Pemalang menjadi salah satu lumbung padi yang sangat potisial

"Saya berharap setelah pengeboran selesai, kami tidak ingin melihat petani yang ke sawah dengan membawa-bawa pompa air," pungkasnya.(Joko Longkeyang)

Posting Komentar

0 Komentar